ah, apa yang aku risau kan, sibuk kan? adakah aku hanya perlu membiarkan hari-hari itu berlalu tanpa seribu erti? persetankan semua itu, yang berlalu biar berlalu, mari kita pandang hadapan, kita menuju ke hadapan bukan lagi menapak ke belakang.
tapi, kau lupa, hari-hari yang silam yang menjadikan kita seperti mana kita di saat ini, syukur pada ilahi, aku tidak lupa, mungkin, ramai yang bilang aku bukan lagi diri yang dahulu, mungkin juga, dunia sudah matang, dan aku juga mungkin sudah matang. ahh mungkin? apa itu mungkin, tidak yakin kah aku kepada diriku sendiri? hari-hari menjadi semakin tiada seri jika sekali kita meninggalkan tuhan, ya tuhan itu ada, walaupun kita tidak bisa untuk melihatnya. tuhan itu tetap ada, kita bukan keseorangan menjalani kehidupan di dunia yang semakin tua.
masih ku ingat sewaktu umurku tujuh tahun, ya waktu itu aku mungkin tidak lagi mengenal dunia seperti mana aku kenal hari ini, pada waktu itu, sewaktu cuti sekolah, menunggu untuk masuk ke darjah seterusnya, satu peristiwa yang mungkin melenyapkan aku langsung dari alam fana ini, tapi alhamdullilah aku masih ada, blog ini masih ada.
sepertimana kanak-kanak seusia yang suka bermain, pada hari itu, aku masih ingat lagi ketika panas bahana puasa, aku bermain berlari-lari membawa segulung kalender, menyeberangi jalan pertama, ya aku lepas, dan pada jalan kedua, aku berlari tanpa melihat kiri dan kanan, seketika, aku mendengar bunyi yang datang dari telinga kananku dan aku menoleh, kereta wira sedang meluncur laju ke arahku, adakah aku bermimpi? aku memejam kan mata, tatkala itu juga aku merasakan dunia ku bakal berakhir, tapi?
satu tangan mengapai diriku dan membawaku ketepi, tapi malangnya kaki ku telah berjaya dilenyek kereta yang bernama wira itu, aku melihat kakiku terkulai, darah membuak-buak dari belahan luka, aku merasakan duniaku kosong, tanpa tangisan, semua yang berada disitu memandangku, kelihatan beberapa orang berlari ke arah ku, dan dunia aku gelap.
........
terima kasih kepada tangan kakak aku sendiri yang menarik diriku dari melambung entah ke mana, syukur, aku akan menulis selagi dunia keliling tidak mati dan selagi darah masih menjalar diarteriku. aku masih yang dulu.
No comments:
Post a Comment